ASKEP AKUT MIOCARD INFARK

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN
AKUT MIOCARD INFARK




A.     Pengertian
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono, 1999)


B.      Etiologi
(Kasuari, 2002)
1.      faktor penyebab :
a.       Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1)     Faktor pembuluh darah :
a)      Aterosklerosis.
b)     Spasme
c)      Arteritis
2)     Faktor sirkulasi :
a)        Hipotensi
b)       Stenosos aurta
c)        Insufisiensi
3)     Faktor darah :
a)      Anemia
b)     Hipoksemia
c)      polisitemia
b.      Curah jantung yang meningkat :
1)     Aktifitas berlebihan
2)     Emosi
3)     Makan terlalu banyak
4)     Hypertiroidisme

c.       Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
1)     Kerusakan miocard
2)     Hypertropimiocard
3)     Hypertensi diastolic
2.      Faktor predisposisi :
a.       faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1)        Usia lebih dari 40 tahun
2)        Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
3)        Hereditas
4)        Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b.      Faktor resiko yang dapat diubah :
1)     Mayor :
a)      Hiperlipidemia
b)     Hipertensi
c)      Merokok
d)     Diabetes
e)      Obesitas
f)      Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2)     Minor:
a)      Inaktifitas fisik
b)     Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
c)      Stress psikologis berlebihan.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala infark miokard  ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a.        Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
b.       Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c.        Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d.       Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e.        Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan  leher.
f.        Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g.       Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2.      Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a.        CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan  pada otot jantung  meningkat antara  4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam,  kembali normal dalam 36-48 jam.
b.       LDH/HBDH
Meningkat dalam  12-24 jam dam memakan  waktu lama untuk kembali normal
c.        AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4  hari
3.      EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal  adanya  gelombang T tinggi dan simetris. Setelah  ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian  ialah adanya  gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0        =    tidak mengalami nyeri
1      =    nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas

2     =    nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.

A.     Pemeriksaan Penunjang
1.      EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2.      Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3.      Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi, hiperkalemi
4.      Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
5.      Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6.      Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7.      GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8.      Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9.      Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau  aneurisma ventrikuler.
10.  Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11.  Pemeriksaan pencitraan nuklir
a.       Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA
b.      Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12.  Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah)
13.  Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14.  Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
15.  Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16.  Tes stress olahraga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

B.      PENATALAKSANAAN
1.      Rawat ICCU, puasa 8 jam
2.      Tirah baring, posisi semi fowler.
3.      Monitor EKG
4.      Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
5.      Oksigen  2 – 4 lt/menit
6.      Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
7.      Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
8.      Bowel care  : laksadin
9.      Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
10.  Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11.  Psikoterapi untuk mengurangi cemas

C.     PENGKAJIAN PRIMER
1.      Airways
a        Sumbatan atau penumpukan secret
b        Wheezing atau krekles
2.      Breathing
a        Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b        RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler  dangkal
c        Ronchi, krekles
d       Ekspansi dada tidak penuh
e        Penggunaan otot bantu nafas
3.      Circulation
a        Nadi lemah , tidak teratur
b        Takikardi
c        TD meningkat / menurun
d       Edema
e        Gelisah
f         Akral dingin
g        Kulit pucat, sianosis
h        Output urine menurun

PENGKAJIAN SEKUNDER.

1.      Aktifitas
Gejala :
a        Kelemahan
b        Kelelahan
c        Tidak dapat tidur
d       Pola hidup menetap
e        Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
a        Takikardi
b        Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
2.      Sirkulasi
Gejala :   riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
a        Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
b       Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
c        Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
d       Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
e        Friksi ; dicurigai Perikarditis
f        Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
g       Edema
h       Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
i         Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3.      Integritas ego
Gejala :   menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda :   menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
4.      Eliminasi
Tanda :   normal, bunyi usus menurun.
5.      Makanan atau cairan
Gejala :   mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda :   penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
6.      Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
7.      Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8.      Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
a         Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
b        Lokasi      :          
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
c         Kualitas    :
“Crushing  ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
d        Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. 
e         Catatan     : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia 
9.      Pernafasan:
Gejala :
a        Dispnea tanpa atau dengan kerja
b       Dispnea nocturnal
c        Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
d       Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
a        Peningkatan frekuensi pernafasan
b        Nafas sesak / kuat
c        Pucat, sianosis
d       Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
10.  Interkasi social
Gejala :
a        Stress
b        Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
Tanda :
a        Kesulitan istirahat dengan tenang
b        Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
c        Menarik diri

D.     Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1.      Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan : penurunan curah jantung
2.      Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
3.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
4.      Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
5.      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran  alveolar- kapiler ( atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar  edema paru/efusi, sekresi berlebihan/perdarahan aktif)
6.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard dan  kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard
7.      Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
8.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang  informasi tentang fungsi jantung/implikasi  penyakit jantung

E.      Tujuan/Rencana Tindakan (NOC/NIC)

No. Dx
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
1
Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan : penurunan curah jantung
NOC :
v  Cardiac Pump Efectivitass
v  Circulation Status
v  Vital Sign Status

Kriteria Hasil :
1.      Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
2.      Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3.      Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4.      Tidak ada penurunan kesadaran
5.      AGD dalam batas normal
6.      Tidak ada distensi vena
7.      Warna kulit normal

NIC :
Cardiac Care
1.      Evaluasi adanya nyeri dada
2.      Catat adanya disritmia jantung
3.      Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
4.      Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
5.      Monitor balance cairan
6.      Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
7.      Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
8.      Monitor toleransi aktivitas pasien
9.      Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
10.  Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring :
1.      Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2.      Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
3.      Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
4.      Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
5.      Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
6.      Monitor frekuensi dan irama pernapasan
7.      Monitor pola pernapasan abnormal
8.      Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
9.      Monitor sianosis perifer
10.  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang  melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
11.  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
12.  Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
13.  Sediakan informasi untuk mengurangi stress
14.  Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
15.  Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
16.  Minimalkan stress lingkungan
2
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
NOC :
v  Cardiac Pump Efectivitass
v  Circulation Status
v  Vital Sign Status

Kriteria Hasil :
8.      Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
9.      Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
10.  Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
11.  Tidak ada penurunan kesadaran
12.  AGD dalam batas normal
13.  Tidak ada distensi vena
14.  Warna kulit normal

NIC :
Cardiac Care
11.  Evaluasi adanya nyeri dada
12.  Catat adanya disritmia jantung
13.  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
14.  Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
15.  Monitor balance cairan
16.  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
17.  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
18.  Monitor toleransi aktivitas pasien
19.  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
20.  Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring :
17.  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
18.  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
19.  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
20.  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
21.  Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
22.  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
23.  Monitor pola pernapasan abnormal
24.  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
25.  Monitor sianosis perifer
26.  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang  melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
27.  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
28.  Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
29.  Sediakan informasi untuk mengurangi stress
30.  Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
31.  Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
32.  Minimalkan stress lingkungan
3
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
NOC:
v  Circulation Status
v  Tissue Perfusion : Cerebral

Kriteria Hasil :
v  Mendemontrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:
1.      Tekanan systol dan diastole dalam rentang yang diharapkan
2.      Tidak ada ortostatik hipertensi
3.      Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
v  Mendemontrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
1.      Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
2.      Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
3.      Memproses informasi
4.      Membuat keputusan dengan benar
v  Menunjukan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter
NIC:
Peripheral Sensasi Managent (Manajemen Sensasi Perifer)
1.      Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2.      Monitor adanya paretese
3.      Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
4.      Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5.      Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6.      Monitor kemampuan BAB
7.      Kolaborasi pemberian analgerik
8.      Monitor adanya tromboplebitis
9.      Diskusi mengenai penyebab perubahan sensasi

4
Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.

NOC :
v  Electrolit and acid base balance
v  Fluid balance
v  Hydration

Kriteria hasil :
1.      Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2.      Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
3.      Terbebas dari distensi vena jugularis,
4.      Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign DBN
5.      Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau bingung
NIC :
1.      Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
2.      Pasang urin kateter jika diperlukan
3.      Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
4.      Monitor vital sign
5.      Monitor indikasi retensi / kelebihan
cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
6.      Kaji lokasi dan luas edema
7.      Monitor masukan makanan / cairan
8.      Monitor status nutrisi
9.      Berikan diuretik sesuai interuksi
10.  Kolaborasi pemberian obat
11.  Monitor berat badan
12.  Monitor elektrolit
13.  Monitor tanda dan gejala dari edema
5
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran  alveolar- kapiler ( atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar  edema paru/efusi, sekresi berlebihan/perdarahan aktif)
NOC:
v  Respiratory Status : Gas Exchange
v  Respiratory Status : Ventilation
v  Vital Sign Status

Kriteria Hasil :
1.      Mendokumentasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2.      Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernafasan
3.      Mendokumentasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan syspnue (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
4.      TTV dalam rentang normal
NIC:
Airway Management
1.      Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.      Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4.      Pasang (orofaringeal airway) mayo bila  perlu
5.      Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6.      Keluarkan secret dengan batuk atau suction
7.      Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8.      Lakukan suction pada mayo
9.      Berikan bronkodilator bila perlu
10.  Berikan pelembab udara
11.  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
12.  Monitor respirasi dan status O2
13.   
14.  Respirator Monitoring:
1.      Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
2.      Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retrasi otot spraclavicular dan intercostal
3.      Monitor suara nafas, seperti dengkur
4.      Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5.      Catat lokasi trakea
6.      Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
7.      Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8.      Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas utama
9.      Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

Acid Base Management
1.      Monitor IV line
2.      Pertahankan jalan nafas paten
3.      Monitor AGD, tingkat elektrolit
4.      Monitor status hemodinamik (CVP, MAP, PAP)
5.      Monitor adanya tanda-tanda gagal nafas
6.      Monitor pola respirasi
7.      Lakukan terapi oksigen
8.      Monitor status neurologi
9.      Tingkatkan oral hygine
6
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard dan  kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard
NOC:
v  Energy Conservation
v  Self Care : ADLs

Kriteria Hasil :
v  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan PR
v  Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
NIC :
Energy Management
1.      Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2.      Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
3.      Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
4.      Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
5.      Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
6.      Monitor  respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
7.      Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy
1.      Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat
2.      Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3.      Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial
4.      Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
5.      Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, dan krek
6.      Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
7.      Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
8.      Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
9.      Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
10.  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
11.  Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
7
Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
NOC:
v  Anxiety Control
v  Coping
v  Impulse Control

Kriteria hasil :
1.      Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2.      Mengidentifikasikan, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
3.      TTV dalam batas normal
4.      Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukan kekurangan kecemasan
NIC:
Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan)
1.      Gunakan pendekatan yang menenangkan
2.      Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3.      Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4.      Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
5.      Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6.      Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
7.      Dorong keluarga untuk menemani anak
8.      Lakukan back/neck rub
9.      Dengarkan dengan penuh perhatian
10.  Identifiksi tingkat kecemasan
11.  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
12.  Dorong pasien untuk mengungkapan perasaan, ketakutan, persepsi
13.  Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
14.  Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
8
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang  informasi tentang fungsi jantung / implikasi  penyakit jantung 
NOC:
v  Knowledge : Disease Process
v  Knowledge : Health Behavior

Kriteria Hasil :
1.     Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan
2.     Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3.     Pasien dan keluarga mampu menjelaskan perawat/tim kesehatan lainya
NIC:
Teaching : disease process
1.       Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2.       Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
3.       Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
4.       Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5.       Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
6.       Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7.       Hindari harapan yang kosong
8.       Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang  kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9.       Diskusikan perubahan gaya hidup yang mingkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit
10.   Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat




DAFTAR PUSTAKA



Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000
Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
Heni Rokhaeni, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama  Jakarta, Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita; 2002
Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002
Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)
Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A.  Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001

No comments:

Read more..