A. Latar Belakang
Kanker
kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar
ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka
kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.
Akan
tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma
sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma
sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab
sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan
dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama
penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada
orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Kanker
kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus.Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit
merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang
meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000
kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non
malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua
kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Australia
memiliki rekor terburuk penyakit kanker, lebih buruk dari Selandia Baru,
Amerika Utara, dan Eropa Barat. Para
ahli mengatakan bahwa biang keroknya adalah obesitas.
Data
Dunia Australia memegang rekor tertinggi untuk penyakit kanker kulit dan
prostat, dan nomor tiga untuk kanker payudara.
Kepala
Kelompok Onkologi Australia Prof Gary Richardson mengatakan bahwa salah satu
faktor penyebab kanker adalah obesitas. "Obesitas dengan skala epidemik
adalah penyebab kanker payudara, kanker kandungan, dan kanker indung telur.
Orang-orang Australia sama sekali tak sadar soal ini. Kami sudah maju dalam
memerangi kanker kulit dan kebiasaan merokok. Musuh berikutnya adalah
obesitas."
Menurut
data internasional, Australia mempunyai 314,1 kasus kanker untuk setiap 100.000
penduduknya, seperti dilaporkan oleh Access Economics. Angka ini masih lebih
tinggi dari Selandia Baru (309,2 kasus), Amerika Utara (299,9 kasus), dan Eropa
Barat (287,7 kasus) per 100.000 penduduk.
Menurut
WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga
diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta
orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun
2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan
berkembang.
B. Rumusan Masalah
Agar penulisan
makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:
1.
Apa yang dimaksud dengan
kanker kulit?
2.
Apa etiologi dari kanker kulit?
3.
Bagaimana klasifikasi kanker kulit?
4.
Bagaimana gejala kanker kulit?
5.
Apa faktor risiko kanker kulit?
6.
Cara pengobatan kanker kulit ?
7.
Cara pencegahan kanker kulit?
8.
Proses penyembuhan kanker kulit?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya.
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi,
etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan
keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PENYAKIT KANKER KULIT
Secara
umum, kanker kulit dibagi menjadi dua kelompok yaitu non-melanotik dan
melanotik (melanoma). Non-melanotik terbagi menjadi basalioma (karsinoma sel
basal) dan karsinoma sel skuamosa. Basalioma
paling sering terjadi tetapi pertumbuhannya lambat.
1. DEFINISI KANKER KULIT
Kanker
kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri
secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro.
2010).
Kanker
kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga
mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat
melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker
kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan
yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai
bawah (Mangan,2005).
2. ETIOLOGI TENTANG PENYAKIT KANKER KULIT
Penyebab pasti
dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu:
- Paparan Sinar Ultraviolet (UV)Penyebab yang
paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung
kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh
terhadap terjadinya kanker kulit.
- Kulit PutihOrang
yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit dari pada orang
yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada
orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi
kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena
kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena
kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
- Paparan KarsinogenBahan
kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan
dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa
kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker
atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer
Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker
kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
- Genetik/Faktor KeturunanSusunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
3. EPIDEMIOLOGI KANKER KULIT
Kanker
kulit memiliki tiga tipe utama yaitu Karsinoma Sel basal, Karsinoma Sel Skuamosa
dan Melanoma Maligna. Karsinoma Sel Basal menempati urutan pertama, diikuti
Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma
Maligna pada urutan ketiga. Walaupun jumlah insiden Melanoma Maligna
lebih kecil dibanding Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa, angka
kematian yang disebabkannya cenderung lebih besar yaitu menyebabkan 75%
kematian akibat kanker kulit. Di Australia, yang merupakan salah satu negara
dengan insiden kanker kulit tertinggi di dunia, dilaporkan terjadi insiden
kanker kulit empat kali lipat lebih tinggi dibanding Amerika Serikat, Inggris,
dan Kanada.Melanoma merupakan jenis kanker kulit dengan insiden tertinggi pada
umur 15-44 tahun di Australia.
4. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena
kanker kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya
diawali dari sebuah bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit
pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel yang berkembang tak
terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-jaringan kulit. Selain itu,
sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia
penghujung. Karena itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya
menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar
ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini,
pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling mengobati
kanker kulit tersebut.
5. KLASIFIKASI KANKER KULIT
Kanker
kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan non
malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel
basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
a.
Non malenoma maligna
1) Karsinoma
sel basal (KSB)
a.
Definisi
Basalioma atau
karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel
basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat
berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel
basal merupakan kanker kulit yang paling
sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b.
Manifestasi klinis
Bagian tubuh
yang terserang Kanker Sel Basal biasanya
diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan,
tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini
dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di atas
permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar
menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus
(Siregar, 2005).
Menurut
(Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini
bervariasi, yaitu:
a)
Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis
yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal.Paling
sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar
secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi
yang meninggi dan keras.
b)
Tipe Berpigmen
Gambaran
klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna
coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
c)
Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya
terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan.
d)
Tipe Superfisial
Lesi biasanya
multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan
tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e)
Tipe Fibroepitelial
Paling sering
terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang tidak
bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan
warna yang bervariasi.
2)
Karsinoma sel skuamosa
a.
Defnisi
Karsinoma
sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker
ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan
mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75%
kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b.
Manifestasi klinis
Bagian
tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada
setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah
muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah
tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada
bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit
ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang
tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan
keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi,
warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain
(Siregar, 2005).Menurut Marwali (2002) gambaran klinis
Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa :
- Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas
- Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
- Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
- Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
b.
Melanoma maligna
1)
Definisi Melanoma Maligna
Melanoma
maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel
pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan)
(Brunner and Suddarth, 2002).
Melanoma
Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam
waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional,
tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat
menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma
Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran
berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
2)
Manifestasi klinis
Kunci
penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma
harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
- Perubahan dalam warna
- Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
- Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
- Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
- Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat
walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan
dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering
adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada
tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka
yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus
diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A= Asimetrik,
bentuknya tak beraturan.
B= Border atau
pinggirannya juga tidak rata.
C=Color
atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan
biru.
D=Diameternya
lebih besar dari 6 mm (Marwali,
2000)
3)
Klasifikasi melanoma maligna
a.
Melanoma superficial
Melanoma
dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling
sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.
b.
Melanoma lentigo-maligna
Melanoma
lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya
permukaan dorsal tangan,kepala dan leher
pada orang yang berusia lanjut.
c.
Melanoma noduler
Melanoma
noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan
permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam.
Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya
(pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d.
Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma
akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu
terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini
sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa
yang berkulit gelap.
Berdasarkan
tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam 5 stadium
yaitu:
a.
Stadium I
Sel
Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
b.
Stadium II
Sel
Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
c.
Stadium III
Sel
Melanoma sampai mengisi papilla dermis
d.
Stadium IV
Sel
Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
e.
Stadium V
Sel
Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
f.
Stadium VI
Sel Melanoma
tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol.
Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung
melanin.
Selain itu
sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
a)
Stadium I
Melanoma
maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.
b)
Stadium II
Sudah
terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
c)
Stadium III
Melanoma
disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
(Marwali,
2000).
e.
Pengobatan melanoma maligna
Adapun
pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang
dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara
komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui
terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan
di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi
(obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor,
enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara
nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian
terapi berdasarkan stadium melanoma:
1)
Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai saat ini
metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan
melanoma maligna yang terbaik.
2)
Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi
luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3)
Stadium Klinik III Melanoma Maligna
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker
kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode
pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat
penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati
dibawah Mikroskop. Dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat
menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah
berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang
menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.a. Pemeriksaan
dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam
evaluasi warna dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur
histologis dapat membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada
lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry, irregular
borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal
tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut
bersifat ganas (karsinoma).
b. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan
histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor
(menentukan keganasan). Waktu pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang dipergunakan pada staging.
Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan biopsy, maka akan Nampak
perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran suatu keganasan
pada jaringan lunak.
Dikenal dua
metode pemeriksaan biopsy, yaitu:
Biopsy
tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle
Aspiration Biopsy) untuk
melakukan sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara
biopsy untuk melakukan
diagnosis pada tumor. Keuntungan dari FNAB
adalah:
·
Tidak perlu perawatan
·
Risiko komplikasi kecil
·
Mencegah penyebaran tumor
·
Cepat mendapatkan hasil
Biopsy
terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk
pemeriksaan histologik dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi kesalahan
pengambilan jaringan dan mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor
jinak dan tumor ganas seperti antara enkodroma dan kondrosarkoma, osteoblastoma
dan osteosarkoma. Biopsy terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan
kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi en-bloc. .
(Brunner & Suddarth. 2006)
7. PENATALAKSANAAN
Terapi pada
kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.
a. Terapi
pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan
teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.
a)
Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik
ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas
yang telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah
terbuang.
b)
Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic
Surgery (MMS)
Mohs
Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali
dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini , tumor di eksisi
beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan
sebelumnya. Indikasi penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
antaralain: Lokasi tumor : terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata,
hidung,dan telinga. Ukuran tumor : berapapun, tapi khususnya >2cm. Subtipe
histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa.
Definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang
(rekuren). Ada keterlibatan perivaskular dan perineural.
c)
Curretage and cautery
Merupakan
metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit. Metode ini merupakan
metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi. Curretage and
cautery bila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan
mengakibatkan angka rekurensi yang tinggi, sehingga merupakan suatu
kontraindikasi.
d)
Cryosurgery
Cryosurgery
menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50 hingga -60 º C untuk
menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang
terdapat di wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang
berukuran besar dan lokasinya tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung
dari seleksi jaringan dan kemampuan operator.
e)
Photodynamic therapy
Photodynamic
therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui interaksi agen
photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena fotosensitizer diarahkan secara
langsung ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan
kerusakan pada struktur sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada
wajah dan kulit kepala yang bersifat primer dan superfisial.
b. Radiasi
Radiasi
menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan sebagai
terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau
untuk mencegah metastasis.
c. Kemoterapi
Kemoterapi
adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker khusus
pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma
Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat
kemoterapi yang digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang
dikombinasikan dengan Vinblastine, Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.
d. Terapi
biologis
Terapi
biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk
bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk
melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus
calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan antibiotic
monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang
diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan
meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi
BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG
secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan
regresi lesi.
8. GEJALA PENYAKIT KANKER KULIT
Gejala
kanker kulit yang pertama adalah adanya tumor atau tompel atau benjolan yang
dapat terlihat dari luar. Inilah yang menyebabkan kanker kulit cenderung
memiliki risiko kematian paling sedikit, sebab gejalanya bisa dikenali dengan
mudah, sehingga pertolongan medis pun bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu,
kulit juga merupakan organ yang letaknya paling jauh dari organ vital utama
manusia, sehingga kemungkinan penyebarannya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Jenis
benjolan pada gejala kanker kulit merupakan tanda-tanda adanya kemungkinan
kanker kulit stadium awal. Bila Anda menemukan sebuah benjolan tidak wajar,
artinya tiba-tiba muncul dan belum pernah dirasakan sebelumnya, maka
perhatikanlah beberapa hal berikut:a.
Bentuk benjolan yang kurang beraturan atau asimetris. Sehingga
antara bentuk bagian kiri dan kanannya terlihat berbeda.b.
Adanya batas pinggiran benjolan yang terlihat tidak rata dan cenderung memiliki tekstur yang kasar.c. Benjolan memiliki warna yang tidak rata atau bergradasi, misalnya
warna gelap di tengah dan warna cokelat muda di bagian pinggir hingga batas
tepinya.d.
Besar diameter benjolan yang tidak wajar, bandingkan dengan
diameter sebuah pensil.e. Bentuknya yang berubah-ubah jika diamati secara teliti. Untuk
membuktikan hal ini Anda bisa mengambil foto benjolan atau tompel pada hari
pertama Anda mengetahuinya. Kemudian lakukan pengambilan foto pada minggu
berikutnya, amati apakah ada perubahan bentuk, warna, atau bahkan ukuran.
Sementara
ciri-ciri kanker kulit yang lain adalah dengan adanya benjolan yang terasa
gatal atau bahkan sakit jika disentuh. Amati juga bila terdapat luka kecil pada
kulit yang terus mengeluarkan darah sehingga cenderung tidak sembuh.
9. FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER KULIT
Sebelum
mengenal kanker kulit, perlu diketahui lebih dahulu faktor risiko atau faktor
yang memudahkan timbulnya kanker kulit. Faktor risiko tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
a.
Sinar Ultraviolet B yang sebagian besar dipancarkan oleh sinar
matahari
b.
Bahan kimiawi, misalnya tar, arsen, hidrokarbon aromatik, dll
c.
Radiasi Ionisasi (sinar radioaktif)
d.
Beberapa macam virus
10. PENGOBATAN PENYAKIT KANKER KULIT
a. Konvensiona
Pengobatan
kanker kulit yang biasa dilakukan terdiri dari beberapa jenis yakni operasi
yang merupakan metode utama dan banyak dilakukan, terutama ketika kanker masih
dalam stadium awal. Kemudian, ada juga kemoterapi dan radioterapi yang biasanya
digunakan untuk mengobati kanker kulit yang terjadi pada orang yang sudah
berusia lanjut.
Selain
ketiga metode pengobatan tersebut, yang terbaru ialah pengobatan minimal
invasif. Pengobatan secara minimal invasif ini sifatnya melengkapi pengobatan
konvensional lainnya.
Metode
minimal invasif ini dapat secara efisien mencegah kekambuhan kanker di kemudian
hari. Keunggulan dari metode minimal invasif ini ialah tidak perlunya melakukan
pembedahan dan perdarahan yang bisa diminimalisir.
Apapun
bentuk pengobatan kanker kulit yang Anda jalani, pastikan untuk meminimalisir
paparan sinar matahari secara langsung karena radiasi langsung dapat
memengaruhi efektivitas proses pengobatan.
b.
Alternatif
Sarang
Semut Papua merupakan herbal alami yang dapat digunakan untuk mengobati kanker
kulit karena mengandung sejumlah senyawa aktif berupa flavonoid yang sangat
baik untuk antioksidan di dalam tubuh.
Sebuah
testimonial yang dikirimkan ke Deherba.com bercerita tentang Ibu Dewa Nyoman
Sumada yang sembuh dari kanker kulit dengan cepat berkat Sarang Semut.
Hal
ini membuktikan bahwa herbal ini secara empiris dapat menyembuhkan kanker
kulit. Kalau Anda ingin membaca testimonial lengkapnya bisa dibaca dalam
artikel Sarang Semut Penumpas Kanker Kulit, Maag, dan Nyeri Tulang Punggung.
Mengonsumsi
Sarang Semut secara konsisten dapat membantu Anda memberantas sel-sel kanker
tanpa mengganggu sel-sel yang masih sehat sehingga pengobatan dapat berjalan
efektif dan efisien. Dianjurkan supaya Anda juga mencoba menggunakan Sarang
Semut ini untuk membantu pengobatan kanker kulit.
Bila Anda ingin
mendapatkan penjelasan lebih jauh tentang mengapa Sarang Semut sangat membantu
penyembuhan kanker.
11. PENCEGAHAN PENYAKIT KANKER KULIT
Beberapa
langkah praktis bisa mencegah seseorang dari serangan kanker kulit. Pencegahan
dapat dilakukan dengan mengindari paparan sinar matahari secara langsung yang
berlebihan (gunakan tabir surya, topi, payung), menghindari bahan kimia yang
bersifat karsinogen pada kulit, dan hindari radiasi ionisasi seperti sinar X
yang berlebihan.
12. REHABILITASI
Apabila
diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit
berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau
pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara lengkap, atau dapat pula dengan
tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah
beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan
maupun disuntikkan (kemoterapi).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker
kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri
secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker
kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga
mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab
pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan
Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.
Ada
beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu
:Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah
berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak
mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada
telapak kaki dan tangan.
B. Saran
Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
- Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
- Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin.
(2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada
tanggal 6 April 2011 dari:
http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)
Baughman,
Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku
dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin,
E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Engram,
Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Ganggaiswari,
A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.yki.cakulit.com
Globocan.
(2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.globocan.2008.com
Isselbacher,
et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.
Jakarta:EGC.
Marwali,
H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.
Sherwood,
Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Siregar,
R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer,
S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja,
A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya.
Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=
en&id=15.
Wikipedia
Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011 dari
http://www.wikipedia.com
Terimakasih dan semoga bermanfaat,,,
Salam Sehat,,, Salam Perawat,,
Salam Sehat,,, Salam Perawat,,
No comments:
Post a Comment