PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Chikungunya yang pertama kali
ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus
kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand,
Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia
pada
tahun 1973.
tahun 1973.
Namun sekarang telah tersebar luas di
Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Demam
Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian
berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya
berkembang ke wilayah-wilayah lain.
Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai
bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat
beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros,
Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana
tsunami pada Desember 2004.
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili
berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau
melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita
yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut
lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama
terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Masih banyak anggapan di kalangan
masyarakat, bahwa demam Chikungunya sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga
membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat
mengakibatkan kelumpuhan sehingga penderita tidak mampu bergerak (break-bone
fever).
B.
Tujuan
- Tujuan Umum Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata secara langsung dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien penyakit Chikungunya.
- Tujuan Khusus- Dapat melakukan pengkajian pada klien penyakit Chikungunya- Dapat membuat diagnosa berdasarkan prioritas masalah pada klien penyakit chikungunya- Dapat membuat rencana keperawatan sesuai rencana keperawatan- Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan- Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan- Dapat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk.
Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk
Aedes albopictus.
Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili
yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita
yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4 hari,
merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10
hari.
Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien,
yang kadang-kadang berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak
pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan karena
penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi yang mengakibatkan
pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan review terhadap
penyakit ini.
B. Etiologi
Virus chikungunya merupakan anggota genus
Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang
berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A
Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus
alphavirus.
Virions mengandung satu molekul single
standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh
lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70 µm. Pada permukaan
envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk
heterodimer).
Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40
µm. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil disbanding nyamuk lain: ukuran badan
3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya; dan pada
kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan.
Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia
makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat
telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar; berbeda dengan telur
nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur
menjadi pupa dalam beberapa minggu.
Nyamuk bila terbang hampir tidak
mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui
kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat.
Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1
tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air
yang chlorinated.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector
Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK
virus namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene berada di
kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus.
Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus.
C. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4
hari. Pada saat virusmasuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut
menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses
sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virussedangkan di dalam reticulum endoplasma
terjai proses sintesis protein virus. Setetahmasa inkubasi tersebut virion
matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang,limfa dan sel kuffer,
lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar
dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel
hatisehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada
sel hatitersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang
mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam
ini biasanya terdapatikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah
nyeri pada setiap persendian(poliarthralgia) terutama pada sendi lutut,
pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-senditulang punggung. Radang sendi yang
terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna
kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadiseperti membungkuk
dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk Gejala lainadalah munculnya
bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan,
serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita
bisa menjadikemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata.
Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh
dengan sendirinya), tetapitidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung
berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.
D. Manifestasi Penyakit
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4
hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai
sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari.
Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya.
Namun rasa nyeri sendi mungkin masih
tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala demam Chikungunya mirip
dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala,
mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah
dikulit terutama badan dan lengan.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada
Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri
sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan kaki serta persendian jari
tangan dan kaki.
Gejala utama Chikungunya adalah demam
tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang hebat, mual, muntah, nyeri mata dan
timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari, demam berlangsung
2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit. Sakit
sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan
utama pasien.
Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih
terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit ini merupakan penyakit yang
bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak brakibat kematian.
Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi
Chikungunya.
E. Epidemiologi
Sejarah Penyakit yang pertama kali
ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus
kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand,
Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia
pada tahun 1973.
Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara,
Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan
pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura,
Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah
kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa
kematian.
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik
termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat
terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
Penularanya Penularan demam Chikungunya
terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian
nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis
(berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).
Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain
itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung
juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan
penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya
berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di
antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat
hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
F. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan
demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian
terasa ngilu.
- Demam Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.
- Sakit persendian Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
- Nyeri otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
- Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
- Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia.
- Kejang dan penurunan kesadaran Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
- Gejala lain Gejala lain yang kadang
dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps
pembuluh darah kapiler.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
- Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).
- Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.
- Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah.
- Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.
- Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan
hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun
yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus
penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang.
G. Diagnosis Banding dan Diagnosis Pasti
Viral arthropaty diketahui dan dijumpai
pada beberapa infeksi virus: dengue, O’nyong-nyong, chikungunya, Mayaro, Ross
River, Sindbis dan Bermah Forest. Gejala sendi akibat virus ini biasanya hanya
berlangsung singkat seminggu, kecuali pada beberapa kasus Chikungunya. Penyakit
ini banyak kemiripan dengan demam dengue/DHF; hanya saja: serangan demam lebih
singkat; sakit sendi lebih lama dan tidak terjadi kematian.
Chikungunya dicurigai bila seseorang
menderita demam mendadak, dengan beberapa gejala berikut: sakit sendi, sakit
kepala, sakit pinggang/punggung, fotofobia dan rash/ruam kulit; serta dalam
seminggu terakhir berada didaerah terjangkit Chikungunya. Diagnosis pasti bila
terdapat salah satu hal berikut:
1.
Pemeriksaan titer antibody naik 4 kali
lipat
2.
Isolasi virus
3.
Deteksi virus dengan PCR
H. Prognosis Penyakit
Prognosis Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan kejadian kematian. Keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Brighton meneliti pada 107 kasus infeksi Chikungunya, 87,9 % sembuh sempurna; 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort; 2,8% mempunyai persisten residual joint stiffnes, tetapi tidak nyeri; dan 5,6% mempunyai keluhan sendi yang persisten, kaku dan sering mengalami efusi sendi.
I. Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Isolasi Virus (paling akurat)
1)
2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan
penyakit
2)
Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi
dengan antiserum CHIK spesifik
3)
Hasil didapat dalam 1-2 minggu
b.
Pemeriksaan Serologi
1) 10-15 ml darah pada fase akut (segera
setelah onset klinik terjadi) dan padafase penyembuhan (10-14 hari) setelah
sampel I diambil.
2) Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA,
hasil dalam 2-3 hari
3) Reaksi silang sering terjadi, konversi
dengan uji neutralisasi dan HIA
4) Diagnosa (+):
a)
Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan
fase penyembuhan
b)
Antibody IgM spesifik CHIKV (+)
5) Polymerase Chain Reaction (PCR)
a)
Melalui enzim reserve transcriptase = tes
RT-PCR
b)
Specimen sama dengan untuk isolasi virus
c)
Hasil didapat dalam 1-2 hari I
J. Pengobatan
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk
Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan
gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat
“self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi
apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue,
maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera
dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan
makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan
daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan
gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus
buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk
menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup
bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna
sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul
imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk
menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic
therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik
untuk menghilangkan nyeri sendi.
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti
inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
- Arasetamol, antalgin
- Natrium diklofenat
- Piroxicam atau ibuprofen.
K. Pencegahan
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan
nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di
pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan Chikungunya di daerah
dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk
dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan,
misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat
penyimpanan air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya
tertutup rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat
minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau diganti
setidaknya seminggu sekali.
Semua upaya tersebut diharapkan dapat
membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut. Pada
wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit
nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau memasang kasa
pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET pada kulit
tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk.
Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus, berkesinambungan,
community based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan
insektisida baik untuk jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide
atau adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran
serta masyarakat yang terkoordinasi dalam usaha meningkatkan kewaspadaan
terhadap penyakit Chikungunya, serta bagaimana mengenali penyakit dan bagaimana
mengendalikan nyamuk yang dapat menularkan/menyebarkan penyakit.
Cara sederhana yang sering dilakukan
masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali.
Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun
waktu 7-10 hari.
1.
Menutup tempat penyimpanan air
2.
Mengubur sampah
3.
Menaburkan larvasida.
4.
Memelihara ikan pemakan jentik
5.
Pengasapan
6.
Pemakaian anti nyamuk
7.
Pemasangan kawat kasa di rumah.
Jadi kita semua sebagai calon tenaga
kesehatan harus bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk
penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap,
lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi
hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi
nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan
jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan
menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka
hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
BAB III
ASUHAN KEPRAWATAN CHIKUNGUNYA
A. Pengkajian
1.
Biodata
a. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis
kelamin, status, agama, suku,kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, no.Rekam medis.
b. Penanggung Jawab,
meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
hubungan dengan pasien.
2.
Alasan masuk rumah sakit
a.
Alasan dirawat:Terjadi penurunan fungsi
hati
b.
Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan perawatan medik, jika klien
tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui penyebabsakitnya.
3.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
b.
Riwayat kesehatan sekarang:
1)
Waktu timbulnya penyakit
2)
Usaha yang dilakukan untuk mengurangikeluhan
a.
Riwayat kesehatan keluarga
1)
Keluarga yang menderita penyakit yang sama.
4.
Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bentuk,
distribusi rambut, kebersihan rambut dan kulit kepala,nyeri tekan.
b. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat,
penglihatan, sklera.
c. Telinga : bentuk telinga,
pendengaran,keadaan telinga, dan tidak adasekret.
d. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat
sekret, ada atau tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan
gigi palsu atau tidak,kebersihan mulut.
f.
Leher : terdapat pembengkakan atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak.
g. Thorax : Bentuk thorax
simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)
h.
Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak,
peristaltik usus
i.
Ekstremitas :- Atas : keadaan baik atau
lemah.- Bawah : keadaan baik atau lemah.
j. Genitalia
B. Diagnosa keperawatan yang Muncul
1.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (>37oC)
2. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan
dengan pengeluaran keringat yang berlebihan di tandai kulit kering dan
kasar
3.
Nyeri akut berhubungan dengan terjadi
reaksi implamasi, merangsang saraf di tandai dengan nyeri tekan, meringis
kesakitan
4.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
C. Rencana Tindakan
Hari/Tgl
|
No Dx
|
Tujuan dan criteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Suhu tubuh normal (36 – 37 0c).
Pasien bebas dari demam |
a. Observasi tanda vital(suhu,nadi,tekanan
darah,pernafasan)setiap 3 jam
b. Anjurkan pasien untuk banyak minum
c. Berikan kompres hangat
d. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan
pakaian yang tebal.
e. Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai program dokter.
|
a) Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien
b) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapantubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupancairan yang
banyak
c) Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan
penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh
d) Pakaian tipis membantu mengurangi
penguapan tubuh
e) Pemberian cairan sangat penting bagi
pasien dengan suhu tinggi
|
|
2
|
Volume cairan terpe nuhi
|
a. Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat,
takikardi) serta tanda-tanda vital.
b. Observasi tanda-tanda syock.
c. Berikan cairan intravena sesuai program
dokter
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum
e. Catat intake dan output.
|
a) Menetapkan data dasar pasien untuk
mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
b) Agar dapat segera dilakukan tindakan
untuk menangani syok.
c) Pemberian cairan IV sangat penting
bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena
cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah
d) Asupan cairan sangat diperlukan untuk
menambah volume cairan tubuh.
e) Untuk mengetahui keseimbangan
cairan
|
|
3
|
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.
|
a. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan
muntah yang dialami pasien.
b. Kaji cara / bagaimana makanan
dihidangkan.
c. Berikan makanan yang mudah ditelan
seperti bubur
d. Berikan makanan dalam porsi kecil dan
frekuensi sering.
e. Catat jumlah / porsi makanan yang
dihabiskan oleh pasien setiap hari.
f. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai
program dokter.
|
a) Untuk menetapkan cara mengatasinya
b) Cara menghidangkan makanan dapat
mempengaruhi nafsu makan pasien
c) Membantu mengurangi kelelahan pasien dan
meningkatkan asupan makanan
d) Untuk menghindari mual.
e) Untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan nutrisi
f) Antiemetik membantu pasien mengurangi
rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat
|
|
4
|
Rasa nyaman pasien terpenuhi.
Nyeri berkurang atau hilang.
|
a. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
a. Berikan posisi yang nyaman, usahakan
situasi ruangan yang tenang.
b. Alihkan perhatian pasien dari rasa
nyeri
c. Berikan obat-obat analgetik
|
a) Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang
dialami pasien
a) Untuk mengurangi rasa nyeri
b) Dengan melakukan aktivitas lain
pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
c) Analgetik dapat menekan atau
mengurangi nyeri pasien.
|
|
5
|
Klien dan keluarga mengenal gejala dini chikungunya
Klien dan keluarga mengerti tentang proses penyakit
|
a. Observasi tingkat pengetahuan klien /
keluarga tentang penyakit chikungunya
b. Observasi latar belakang pendidikan
klien
c. Jelaskan tentang proses penyakit, diit,
perawatan dan obat pada klien dan keluarga
|
a) Sebagai data dasar pemberian informasi
b) Untuk mengetahui penjelasan sesuai
dengan tingkat pendidikan klien
c) Agar keluarga mengerti tentang penyakit
chikungunya
|
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk.
Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk
Aedes albopictus. Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang
berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk
akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan
penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari.
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae.
Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus
Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK.
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4
hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai
sampai 4 hari pada beberapa pasien.
B. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
kami miliki sehinga menyebabkan kekurang, kesempurnaan dalam menyusun makalah
ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2009 – 2011. Jakarta : EGC
Karmat S, Das AK. Chikungunya. JAPI: 2006; 54: 725-727.
WHO. Guidelines on Clinical Management on Chikungunya Fever. October 2008.
Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.
Wilson Mary. Chikungunya on Three Continents. (Online). (http://infectious-diseases.jwatch. org/cgi/content/full/2008/227/2, diakses 26 Pebruari 2009).
No comments:
Post a Comment