Analisa Jurnal - Prediktor Aktivitas Fisik pada Pasien Lansia dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Prediktor Aktivitas Fisik pada Pasien Lansia dengan

Penyakit Paru Obstruktif Kronis


Ringkasan
Latar Belakang: penuaan mungkin akan menyebabkan penurunan aktivitas fisik pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Kami menjelajahi prediktor aktivitas fisik pada pasien yang lebih tua dengan PPOK.
Metode: Tiga puluh pasien laki-laki dengan PPOK secara klinis stabil berpartisipasi dalam studi (usia 66,9 ± 4,3 tahun, volume ekspirasi paksa dalam 1 detik [FEV1,% dari prediksi] 52,6 ± 24,6%). Karakteristik pasien yang tercatat. Uji fungsi paru dilakukan dan stadium penyakit ditentukan dengan menggunakan Global Inisiatif untuk sistem klasifikasi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Inspirasi maksimal dan kekuatan otot ekspirasi dan kekuatan quadriceps otot ditentukan menggunakan genggaman alat. Persepsi dyspnea dinilai menggunakan skala modifikasi Dewan Penelitian Kedokteran (MMRC. Kapasitas fungsional dievaluasi dengan menggunakan tes berjalan selama 6 menit (6MWT). Denyut jantung dan saturasi oksigen dicatat sebelum dan sesudah 6MWT. Aktivitas fisik dinilai menggunakan Kegiatan Fisik Internasional Angket (IPAQ).
Hasil: Pada pasien PPOK lanjut usia, IPAQ skor duduk secara signifikan berhubungan dengan jarak 6MWT (r = -0.51), tahap GOLD (r = 0,52), paroxysmal nocturnal dispnea (r = -0,42) dan ortopnea (r = -0,50), MMRC skor (r= 0,40), FEV1 (r = -0,48), FEV1 / kapasitas vital paksa (FVC) (r = -0,47), terpaksa ekspirasi mengalir antara 25% dan 75% dari FVC (r = -0,43), arus puncak ekspirasi (r = -0,43), denyut jantung dasar (R = 0,40), perubahan denyut jantung (r = -0,46), dan saturasi oksigen dasar (r = -0,43, p <0 0="" 4="" dan="" denyut="" duduk="" emas="" f="" independen="" ipaq="" jantung="" memprediksi="" ortopnea="" p="0,039).<o:p" panggung="" perubahan="" r2="0,536," skor="">

Kesimpulan: keparahan penyakit, respon denyut jantung untuk latihan, dan ortopnea merupakan penentu dari fisik tidak aktif pada PPOK lanjut usia.

MAKALAH Permasalahan Seksual Pada Lansia



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia  diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia  lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua. 

Contoh Penulisan KATA PENGANTAR Makalah




KATA PENGANTAR


        Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Menopause pada Lansia”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai latihan dalam penulisan karya tulis ilmiah dan syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik II.
         Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk belajar menulis karya tulis sederhana dan memberikan masukan demi perbaikan makalah ini sehingga dapat menambah wawasan kami serta untuk teman-teman yang telah ikut membantu dalam pembuatan makalah ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing atau pengajar mata kuliah Keperawatan Gerontik II dan teman-teman yang dengan caranya masing-masing turut serta memberi masukan guna memperkaya isi makalah ini.
        Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam susunan maupun isinya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini.
      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa S1 Keperawatan khususnya.


                                                                        Yogyakarta, 09 Mei 2016


                                                                                      Penulis

CARA KERJA HEMODIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)


HEMODIALISA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak terhadap kompleknya masalah kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut pelayanan kesehatan juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat. Apalagi dengan adanya pergeseran budaya yang menyebabkan perubahan pola hidup yang berdampak terhadap munculnya berbagai penyakit terminal. Penyakit terminal adalah suatu keadaan yang menurut akal sehat tidak ada harapan lagi untuk sembuh, salah satu penyakit terminal itu adalah penyakit gagal ginjal (Nugroho, 2000).

Read more..