Isa Al Masih |
Orang yang beriman niscaya meyakini
bahwa setiap peristiwa diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan suatu
hikmah. Tak terkecuali turunnya nabi Isa ‘alaihissalam ke muka bumi pada akhir
zaman nanti. Meski tentunya, dengan keterbatasan sebagai manusia, kita hanya
bisa mengungkap sebagian saja hikmah di balik peristiwa tersebut.
Peristiwa besar turunnya Isa ke bumi memiliki hikmah yang amat besar. Para
ulama semisal Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari menyebutkan beberapa
hikmah dari turunnya Isa ‘alaihissalam di akhir zaman. Di antara hikmah yang
terpenting:
1. Membantah klaim Yahudi bahwa merekalah yang membunuh Isa, menyalibnya, dan
anggapan bahwa yang disalib adalah orang terlaknat. Dengan turunnya Isa,
kenyataan justru membuktikan bahwa Nabi Isa-lah yang membunuh Yahudi sekaligus
pemimpin mereka yakni Dajjal, sebagaimana akan disinggung nanti.
2. Membantah orang-orang Nasrani yang menuhankan Isa, menolak agama Islam,
mengagungkan salib, dan menghalalkan babi. Di mana nantinya justru Nabi Isa
mengajak kepada Islam, memerangi orang agar masuk Islam, berhukum dengan
syariat Islam, tidak menerima dari ahlul kitab kecuali Islam, tidak lagi menerima
jizyah, salib akan ia hancurkan dan babi akan ia bunuh. Pada akhirnya ia akan
wafat sebagaimana manusia biasa, bukan Tuhan atau anak Tuhan, atau salah satu
dari Tuhan yang tiga.
Sifat Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan Pembunuhannya Terhadap Dajjal
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan dalam haditsnya: “(Lalu Dajjal
datang ke gunung Iliya, sehingga ia mengepung sekelompok dari kaum muslimin).
(Maka kaum muslimin diliputi rasa takut yang sangat), (sehingga orang-orang
lari dari Dajjal menuju gunung-gunung).” Ummu Syuraik mengatakan: “Wahai
Rasulllah, di mana orang-orang Arab ketika itu?” Beliau menjawab: “Mereka
ketika itu sedikit dan imam mereka seorang lelaki shalih.” [Rasulullah
mengatakan: “Al-Mahdi dari kami, ahlul bait (dari anak keturunan Fathimah).”]
(Allah menyiapkannya dalam waktu semalam) (namanya sesuai dengan namaku, dan
nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku) (dahinya lebar dan hidungnya mancung),
(ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan
kecurangan dan kezhaliman), (ia berkuasa selama tujuh tahun).”
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kelompok dari umatku yang
Allah lindungi mereka dari neraka. Satu kelompok memerangi India dan satu
kelompok bersama Isa bin Maryam.”
Beliau juga mengatakan: ”Barangsiapa di antara kalian yang mendapati Isa,
sampaikanlah salam dariku. Maka tatkala imam mereka hendak maju untuk mengimami
mereka shalat Shubuh, tiba-tiba turun kepada mereka (dari langit) Isa bin Maryam di manaratul baidha (menara putih), sebelah timur Damaskus1 di antara
dua pakaian yang dicelup dengan wewangian Za’faran. Ia letakkan dua telapak
tangannya di atas sayap-sayap malaikat. Bila ia menganggukkan kepalanya, maka
menetes. Dan bila ia angkat berjatuhan darinya butir-butir perak layaknya
permata. Sehingga tidak halal bagi seorang kafir yang mendapati desah nafasnya
kecuali ia akan mati, padahal desah nafasnya berakhir sejauh pandangannya2.
Tidak ada antara aku dengan dia nabi –yakni Isa– dan ia pasti turun. Dan bila
kalian melihatnya maka ketahuilah dia seorang lelaki yang tingginya sedang,
agak merah dan putih, antara dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan
kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah, lalu ia memerangi manusia agar
masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada
masanya Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam.” Dan beliau
bersabda: “Bagaimana kalian bila putra Maryam turun di tengah-tengah kalian
sedang imam kalian (dalam riwayat lain: dan ia mengimami kalian) dari kalian?”
Ibnu Abi Dzi`b (salah seorang rawi hadits, pent.) mengatakan (kepada Al-Walid
bin Muslim, rawi hadits yang lain, pent.): “Kamu tahu apa maksudnya ‘ia
mengimami kalian dari kalian?’ Aku katakan: ‘Kamu beritahukan kepadaku?’ Ibnu
Abi Dzi`b menjawab: ‘Ia memimpin kalian dengan kitab Rabb kalian dan Sunnah
Nabi kalian’.
Maka imam tersebut berjalan mundur agar Isa maju. (Lalu dia katakan:
“Kemarilah, imamilah kami”). Maka Nabi Isa meletakkan tangannya di antara dua
pundaknya dan mengatakan kepadanya: (“Tidak, sesungguhnya sebagian kalian
pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai kemuliaan Allah atas umat ini”). Maka
imam tersebut maju dan imam mereka tetap shalat bersama mereka. (Kemudian
datanglah Dajjal ke gunung Iliya, sehingga ia mengepung sekelompok kaum
muslimin. Maka pemimpin mereka mengatakan: “Apa yang kalian tunggu dari thaghut
ini kecuali kalian perangi dia sehingga kalian bertemu Allah, atau kalian
diberi kemenangan.” Mereka pun berencana memeranginya jika mereka masuk waktu
pagi.) (Tatkala mereka menyiapkan untuk berperang dan meluruskan shaf-shaf,
lalu dikumandangkan iqamat shalat) (subuh). Pada waktu itu mereka bersama
dengan Isa bin Maryam), (sehingga Isa mengimami mereka, maka bila ia angkat
kepalanya dari ruku’nya mengatakan: “Sami’allahu liman hamidah, (semoga Allah
bunuh Al-Masih Ad-Dajjal dan kaum muslimin menang).” Begitu selesai shalat, ia
mengatakan: “Bukalah pintu,” sehingga pintu dibuka dan Dajjal melihat beliau.
Bersama dia ada 70.000 orang Yahudi. Semuanya memiliki pedang yang berhias dan
jubah hijau3, (lalu Isa mengejarnya) (sehingga ia pergi dengan tombaknya menuju
Dajjal.) Sehingga bila Dajjal melihatnya, ia meleleh sebagaimana melelehnya
garam di dalam air. (Seandainya beliau biarkan, tentu ia akan meleleh terus
sampai mati. Akan tetapi Allah membunuh Dajjal dengan tangan Isa, sehingga Ia
perlihatkan darahnya di tombaknya.) Ia tangkap Dajjal di Bab (pintu) Ludd
sebelah timur, sehingga Isa membunuh dia. Maka Allah membinasakan Dajjal di
Aqabah (tempat mendaki yang susah) Afyaq). Allah kalahkan Yahudi dan (kaum
muslimin menguasai mereka) (dan membunuh mereka) sehingga tidak ada sesuatu pun
dari apa yang Allah ciptakan yang dipakai sembunyi orang Yahudi kecuali Allah
berikan kepadanya kemampuan untuk bicara baik itu batu, pohon, tembok, atau
binatang –kecuali pohon gharqad, karena itu adalah pohon mereka, ia tidak
bicara– kecuali akan mengatakan: “Wahai hamba Allah muslim, ini Yahudi di
belakangku. Kemari, bunuhlah dia.” Kemudian tetaplah manusia setelahnya selama
tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara dua orang … Lalu Allah utus Ya`juj dan
Ma`juj….”4
Kondisi Alam di Masa Turunnya Isa
Setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala binasakan kaum Ya`juj dan Ma`juj, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan: “Lalu Allah mengirim hujan. Tidak
dapat menghindar darinya satu rumah pun, rumah dari tanah liat maupun dari
bulu5. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala membasuh bumi ini sampai menjadi
seperti cermin. Lalu diperintahkan kepada bumi: “Tumbuhkan buah-buahanmu dan
kembalikanlah keberkahanmu.” Sehingga pada masa itu sekumpulan manusia cukup
memakan satu buah delima dan mereka dapat bernaung dari kulitnya, serta
diberkahi susu mereka. Sampai-sampai satu ekor onta betina yang banyak susunya
mencukupi sekian kabilah manusia. Satu sapi betina yang banyak susunya
mencukupi satu kabilah. Satu ekor kambing betina yang banyak susunya mencukupi
1 kabilah kecil6, dan satu sapi jantan harganya sekian dari harta, serta satu
ekor kuda hanya beberapa dirham.
(Nabi bersabda: “Sangat beruntung kehidupan setelah turunnya Al-Masih. Sangat
beruntung kehidupan setelah Al-Masih. Langit diberi ijin untuk menurunkan
hujan. Bumi diberi ijin untuk menumbuhkan tumbuhan, sampai seandainya engkau
tabur biji di batu yang halus niscaya akan tumbuh. Dan tidak ada kekikiran.
Tidak ada kedengkian, dan kebencian), serta setiap binatang yang berbisa
dihilangkan bisanya, (dan terwujudlah keamanan di muka bumi. Sehingga
harimau-harimau dapat bergembala bersama onta. Macan bersama sapi. Dan serigala
bersama kambing. Bahkan anak-anak bermain ular dan tidak membahayakan mereka7,
sampai-sampai bayi memasukkan tangan kepada ular dan tidak menggigitnya. Dan
bayi perempuan membuka mulut harimau untuk melihat giginya, namun harimau itu
tidak mencelakainya. Dan serigala berada di tengah-tengah kambing seolah-olah
ia sebagai anjing penjaganya. Bumi dipenuhi kedamaian seperti dipenuhinya
bejana dengan air. Kata-kata mereka satu (sepakat) sehingga tidak ada yang
diibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Peperangan meletakkan bebannya, bangsa
Quraisy mengambil kerajaannya, (lalu dikatakan: ‘Bumi menjadi semacam bejana
yang terbuat dari perak (yakni hidangan) yang mengeluarkan tumbuhan,
tumbuhannya sama di masa Adam’).”
Masa Tinggalnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: (Lalu Isa tinggal di bumi selama
40 tahun. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala wafatkan beliau. Kaum muslimin
kemudian menyalatinya)8. Dalam keadaan seperti itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengutus angin (yang dingin dari arah Syam) sehingga menerpa mereka dari bawah
ketiak-ketiak mereka dan mencabut roh setiap mukmin dan muslim.9 (Dalam hadits
Ibnu ‘Amr: “Tidak tersisa lagi di muka bumi seorang pun yang terdapat dalam
qalbunya seberat semut dari keimanan kecuali angin itu mencabutnya, walaupun
seseorang di antara mereka berada pada tengah-tengah gunung, tentu angin itu
akan menerpanya), dan tersisalah sejelek-jelek manusia….
Perhatian:
Terdapat riwayat lain yang menunjukkan bahwa masa tinggalnya adalah tujuh tahun
seperti dalam riwayat Muslim dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma (bab
Dzikru Ad-Dajjal).
Untuk mengompromikan dua riwayat itu, maka disimpulkan bahwa tujuh tahun itu
adalah masa tinggalnya setelah turunnya, sedang umurnya saat diangkat ke langit
adalah 33 tahun menurut pendapat yang masyhur. (Asyrathus Sa’ah hal. 364)
Wallahu a’lam bish shawab.
Footnote :
1 Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Sebelah timur masjid Jami’ Damaskus.”
(An-Nihayah fil Fitan wal Malahim)
2 Shahih, HR. Muslim dan yang lain, lihat Qishshatul Masihiddajjal wa Nuzul
‘Isa hal. 10.
3 Lihat An-Nihayah, 2/432.
4 Susunan kisah ini kami nukil dari buku Qishshatul Masihid Dajjal wa Nuzul
‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu, di mana beliau pilih
hadits-hadits yang shahih, lalu beliau gabungkan dan susun masing-masing sesuai
pada tempatnya. Sehingga bagi yang hendak memeriksa sumber-sumbernya dalam
literatur hadits, silahkan merujuk kepada buku tersebut.
5 Rumah dari tanah maksudnya adalah rumah orang-orang yang menetap, di mana
rumahnya permanen. Sedangkan rumah dari bulu adalah rumah orang-orang padang
pasir. Penghidupan mereka dari gembalaan. Mereka membuat rumah dari bulu-bulu
onta, kelinci, kambing, dan semacamnya.
6 Shahih, HR. Muslim dan yang lain. Lihat Qishshatul Masihid Dajjal wa Nuzul
Isa hal. 10.
7 Shahih, HR. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban dan yang lain. Lihat Ash-Shahihah
no. 2182, Qishshatul Masihid Dajjal wa Nuzul Isa hal. 31.
8 Shahih, HR. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban, dan yang lain. Lihat Ash-Shahihah
no. 2182, Qishshatul Masihid Dajjal wa Nuzul Isa hal. 31.
9 Shahih, HR. Muslim dan yang lain. Lihat Qishshatul Masihid Dajjal wa Nuzul
Isa hal. 10
Terimakasih Anda telah membaca artikel tenang "Hikmah Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam"
No comments:
Post a Comment