10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar
Agar Tidak Terjerumus Dalam
Lembah Maksiat
17 Oktober 2013 – Tingkat pembahasan: Dasar Alih Bahasa: Abu Muslih Ari Wahyudi
Segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam. Shalawat dan
salam semoga terlimpah kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Amma ba’du.
Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah
untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:
Pertama, hendaknya
hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya
dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga
hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana
penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya
agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.
Kedua, merasa
malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari
pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi
kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya
dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia
melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya… Rasa malu itu akan
menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat
seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah…
Ketiga,
senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat
perbuatan baik-Nya kepadamu……………
Apabila engkau berlimpah nikmat
maka jagalah, karena maksiat
akan membuat nikmat hilang dan lenyap
Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang
diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.
Keempat, merasa
takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya
Kelima,
mencintai Allah… karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang
dikasihinya… Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa
cinta.
Keenam, menjaga
kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya… Sebab
perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela
meninggalkan berbagai perbuatan maksiat…
Ketujuh,
memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta
jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya
yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana
yang menyelimuti diri… karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati…
Kedelapan,
memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan
menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya
dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia
akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan
mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena
dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan
memberikan manfaat apa-apa.
Kesembilan,
hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian.
Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul
dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. Dan di antara sebab terbesar
yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah… waktu senggang dan
lapang yang dia miliki… karena jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk
diam tanpa kegiatan… sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang
bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya
baginya.
Kesepuluh, sebab
terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas… yaitu kekokohan pohon
keimanan yang tertanam kuat di dalam hati… Maka kesabaran hamba untuk menahan
diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya.
Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya
melemah maka sabarnya pun melemah… Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia
akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat
tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka sungguh dia telah keliru.
No comments:
Post a Comment